5 Penyebab, Tanda, dan Cara Mengatasi ASI Sedikit

Tanda ASI Sedikit

TanyaNers – Beberapa ibu mungkin mengalami kendala dalam proses menyusui, salah satunya adalah produksi ASI yang sedikit. Hal ini dapat menimbulkan rasa cemas dan khawatir, terlebih bagi Bunda yang baru pertama kali menyusui. Agar Bunda dapat lebih memahami kondisi dan mengambil langkah yang tepat, kenalilah tanda-tanda ASI sedikit pada diri sendiri dan bayin Bunda.

Tanda ASI Sedikit

Tanda ASI Sedikit
sc: 6b.u5ch

Ada beberapa tanda-tanda ASI sedikit yang dapat diamati pada Bunda maupun pada si kecil. Berikut beberapa tanda-tandanya:

  • Payudara tidak terasa penuh, padat, atau keras
  • ASI tidak merembes
  • Jumlah ASI yang keluar saat memerah ASI sedikit atau kurang daripada biasanya
  • Puting terasa lecet atau perih
  • Bayi tidak puas setelah menyusu
  • Bayi sering menangis dan mencari ASI

Tidak hanya pada Bunda, tanda ASI sedikit juga bisa dilihat dari bayi yang biasanya meliputi: 

  • Bayi jarang buang air kecil (BAK), kurang dari 6 kali per hari
  • Urine bayi berwarna kuning tua
  • Bayi jarang buang air besar (BAB), kurang dari 3 kali per hari
  • Feses bayi keras dan kering
  • Berat badan bayi tidak naik sesuai dengan kurva pertumbuhan
  • Bayi terlihat lesu dan tidak aktif
  • Bayi terus merasa lapar saat disusui

Baca juga: 7 Minuman Pelancar ASI Alami yang Aman & Mudah Didapat

Penyebab ASI Sedikit

Ada beberapa faktor yang menyebabkan Bunda mengalami penurunan produksi ASI sehingga menghasilkan ASI yang dikit dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan ASI bayi. Nah, berikut ini adalah berbagai faktor penyebab ASI sedikit pada Bunda. 

1. Stres dan Kecemasan

sc: freepik

Stres, terutama dalam periode postpartum awal, dapat secara signifikan mengurangi produksi ASI. Tingginya kadar hormon stres seperti kortisol dapat mengganggu laktasi, menyebabkan penurunan mendadak dalam produksi ASI. Kondisi ini seringkali dibarengi dengan tantangan merawat bayi baru lahir, yang berujung pada kelelahan dan stres tambahan.

Faktor-faktor seperti kekhawatiran privasi, kecemasan, rasa sakit, dan kesulitan keuangan juga dapat berkontriusi pada stres dan berdampak negatif pada produksi ASI. Stres juga dapat menyebabkan penurunan sementara dalam produksi ASI, pulih ketika peristiwa stres berlalu. Namun, stres yang berkepanjangan, yang diperparah oleh kondisi medis yang tidak diobati atau kelelahan, dapat menyebabkan penurunan produksi ASI yang berkelanjutan.

2. Pemberian Susu Formula 

sc: freepik

Memberikan susu formula sebagai tambahan selain ASI dapat memberi sinyal kepada tubuh bahwa produksi ASI tidak diperlukan sebanyak itu, yang dapat mengakibatkan penurunan produksi ASI. Menyusui secara konsisten, daripada memberikan susu formula sebagai tambahan, sangat penting untuk menjaga pasokan ASI yang memadai. 

3. Faktor Makanan

sc: Love and Lemons

Meskipun penelitian belum menunjukkan bukti kuat bahwa asupan makanan dan minuman Bunda menyusui berdampak langsung pada volume ASI, menjaga pola makan sehat dan hidrasi yang cukup tetap penting untuk kesehatan Bunda secara keseluruhan.

Batasilah konsumsi herbal tertentu, meskipun sebagian besar rempah dan bumbu dapur aman dikonsumsi, beberapa diantaranya dapat mengurangi produksi ASI jika dikonsumsi berlebihan. Hindari konsumsi peppermint, sage, peterseli, kubis, mentimun, lemon balm, dan oregano dalam jumlah besar.

Baca juga: Penyebab ASI Seret & Cara Mengatasinya, Bunda Wajib Tahu!

4. Faktor Minuman

sc: Freepik

Dehidrasi dapat menurunkan produksi ASI karena itu disarankan untuk memastikan tubuh tetap terhidrasi dengan baik namun jangan mengkonsumsi terlalu banyak alkohol atau cafein saat sedang menyusui. Seperti merokok, alkohol dapat mengganggu hormon yang memicu keluarnya ASI. Ini berdampak pada frekuensi menyusui dan produksi ASI Bunda. Selain itu, alkohol yang masuk ke ASI dapat membahayakan perkembangan bayi. 

Soda, kopi, teh, dan cokelat berkafein boleh dikonsumsi dalam batas wajar. Namun, asupan kafein berlebihan dapat dehidrasi dan menurunkan produksi ASI. Selain itu, kafein juga bisa memengaruhi bayi Bunda dan menyebabkan rewel serta susah tidur. Untuk meminimalisir dampak negatif, batasi konsumsi kafein hingga 1-2 cangkir per hari dan mencoba alternatif lain tanpa kafein.

5. Masalah Kesehatan dan Obat

Tanda ASI Sedikit
sc: Freepik

Beberapa kondisi medis tertentu, seperti gangguan tiroid, diabetes, dan anemia, dapat memengaruhi produksi ASI. Paparan pada obat-obatan penenang selama atau setelah persalinan (termasuk anestesi epidural) dapat memengaruhi produksi ASI. Beberapa obat flu yang mengandung pseudoephedrine dan obat kesuburan seperti Clomiphene dapat mengurangi pasokan ASI. Kurangnya istirahat pasca melahirkan juga bisa mengganggu produksi ASI.

Prioritaskan istirahat yang cukup dengan tidur saat bayi tidur dan minta bantuan dari keluarga. Selain itu, perhatikan konsumsi obat-obatan, karena beberapa obat tertentu dapat mempengaruhi produksi ASI. Sebelum mengonsumsi obat, selalu konsultasikan dengan dokter atau apoteker, terutama jika Bunda sedang menyusui. Selain itu, pil KB yang mengandung estrogen juga dapat menyebabkan penurunan produksi ASI.

Baca juga: Adakah Sufor yang Rasanya Mirip ASI? Simak Penjelasannya!

Cara Meningkatkan Produksi ASI 

Cara Meningkatkan Produksi ASI
sc: Freepik

Jangan panik saat mengalami penurunan produksi ASI, karena ada beberapa cara untuk meningkatkan produksi ASI yang bisa dicoba baik dengan bantuan medis maupun secara mandiri. 

  • Susui lebih sering: Semakin sering bayi menyusu, semakin banyak ASI yang diproduksi tubuh Bunda. Aim untuk menyusui setiap 1.5-2 jam, terutama saat sedang meningkatkan produksi ASI.
  • Pompa ASI secara rutin: Gunakan pompa ASI di antara sesi menyusui atau setelah bayi selesai menyusu. Ini membantu untuk mengosongkan payudara dan menstimulasi produksi ASI.
  • Lakukan power pumping: Teknik ini melibatkan memompa selama 20 menit, istirahat 10 menit, lalu memompa lagi selama 10 menit. Ulangi 3 kali dalam sehari selama 2-3 hari.
  • Perhatikan posisi menyusui: Pastikan bayi menempel dengan benar pada payudara untuk memastikan mereka bisa mengeluarkan ASI secara efektif.
  • Konsumsi pelancar ASI: Beberapa makanan dan minuman seperti oatmeal, fenugreek, dan brewer’s yeast dipercaya dapat membantu meningkatkan produksi ASI.
  • Hindari pemicu penurunan produksi ASI: Kurangi atau hindari alkohol, merokok, dan kafein berlebihan.
  • Istirahat cukup: Kelelahan dapat menurunkan produksi ASI. Pastikan Bunda mendapatkan tidur yang cukup dan relaksasi.
  • Kelola stres: Stres dan kecemasan bisa berdampak negatif pada produksi ASI. Lakukan aktivitas yang dapat membantu Bunda mengurangi stres, seperti yoga atau meditasi.

Baca juga: Ini Kebutuhan ASI untuk Bayi di Bawah 6 Bulan dari WHO!

Konsultasikan dengan Konsultan Laktasi

KELAS LAKTASI ASI MASTERY

Jika Bunda sudah mencoba berbagai cara namun produksi ASI tidak kunjung meningkat, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan konsultan laktasi. Mereka dapat membantu Bunda mengidentifikasi masalah dan memberikan solusi yang tepat untuk meningkatkan produksi ASI Bunda.

Ikuti Kelas Laktasi dari TanyaNers untuk mendapatkan pengetahuan dan dukungan seputar menyusui. Di kelas laktasi, Bunda akan belajar tentang teknik menyusui yang benar, berbagai tantangan yang mungkin dihadapi, serta cara mengatasinya. Moms, ingatlah bahwa Bunda tidak sendirian. Jangan ragu untuk meminta bantuan dan dukungan untuk memastikan kelancaran dan keberhasilan perjalanan menyusui Bunda!

 

 

*Artikel ini telah ditinjau oleh Ns. Almira Istiqomah, S.Kep

Referensi:

  • https://utswmed.org/medblog/decrease-breast-milk-supply/
  • https://www.verywellfamily.com/things-decrease-breast-milk-supply-431815
  • https://aeroflowbreastpumps.com/blog/why-am-i-not-pumping-as-much-milk#is_your_supply_actually_low
Scroll to Top
×