Mommy Wajib Tahu, Ini Caranya Memahami Bahasa Bayi!

Bahasa Bayi

Tanya Ners – Sejak lahir, bayi memiliki kecenderungan alami untuk berkomunikasi dengan bahasa unik mereka. Kemampuan bahasa bayi ini berkembang pesat di tahun pertama kehidupannya. Sebelum mengucapkan kata-kata pertama, bayi akan belajar cara mengekspresikan diri, merespons, dan memahami ketika seseorang mencoba berkomunikasi dengan mereka.

Sebelum bayi berumur satu tahun, mereka akan berkomunikasi dengan bahasa non-verbal dan sangat abstrak, hingga cukup sulit untuk dimengerti, namun komunikasinya dapat kita amati melalui suara, tangisan dan gerakan tubuhnya. Lalu bagaimana mengartikan bentuk komunikasi bayi? Cari tahu selengkapnya di artikel ini. 

Memahami Bahasa Bayi dengan Metode Dunstan

Bahasa Bayi
Sc: Freepik

Metode Dunstan, sebuah metode yang dikembangkan oleh Pricilla Dunstan, seorang terapis wicara sekaligus penyanyi opera Australia, merupakan salah satu metode yang banyak dipakai orang tua untuk memahami bahasa bayi mereka.

Menurut metode Dunstan, bayi memiliki “bahasa” universal, di mana pun mereka dilahirkan atau bahasa apa pun yang digunakan orang tua mereka. Bahasa bayi Dunstan lebih merupakan sebuah teknik daripada sebuah “bahasa”, dimana akan sangat mudah bagi orang tua dan pengasuh untuk belajar dan menerapkannya pada sebagian besar bayi. 

Menurut Metode Dunstan, umumnya hanya ada lima suara yang dibuat oleh semua bayi sebelum menangis. Suara-suara ini – bukan tangisan yang sebenarnya – adalah yang perlu Mommy dengarkan untuk mengetahui apa yang dibutuhkan bayi. Lima suara dasar dalam bahasa bayi Dunstan adalah:

Neh = “Aku lapar!

Eh = “Sendawakan aku!”

Eairh atau earggghh = Bergas atau ingin buang air besar

Heh = tidak nyaman secara fisik (panas, dingin, atau basah)

Owh atau oah = “Aku mengantuk.” 

Untuk membantu Mommy memahami mengapa bayi menangis, mengamati bahasa tubuh dan gerakan tangannya juga bisa membantu untuk memahami bahasa bayi Dunstan. Mommy juga disarankan untuk mengamati jumlah tangisan bayi dan polanya, jika ada. 

Gerakan Bayi pada Metode Dustan

Selain suara tangisan, metode bahasa bayi Dunstan juga merekomendasikan untuk melihat gerakan bayi, yang termasuk:

  • Rotasi kepala. Jika bayi melakukan gerakan ini tanpa menangis, itu mungkin berarti dia akan tertidur. Jika bayi menangis sambil menggerakkan kepalanya dari satu sisi ke sisi lain, dia mungkin merasa tidak nyaman atau kesakitan.
  • Mengepalkan tangan. Mengepalkan tangan biasanya disalahartikan sebagai rasa sakit atau kemarahan, tetapi sebenarnya itu bisa berarti bahwa bayi lapar (atau lapar).
  • Menyentakkan lengan. Ini mungkin berarti bayi terkejut atau takut.
  • Punggung melengkung. Jika bayi membuat dirinya membungkuk, dia mungkin kesakitan atau hanya merasa tidak nyaman. Melengkungkan punggung mungkin menandakan bahwa bayi terlalu kenyang, kembung atau kolik. Bayi yang lebih tua dari 2 bulan mungkin juga melengkungkan punggung mereka ketika mereka hanya lelah atau tidak nyaman.
  • Mengangkat kaki. Jika bayi mengangkat atau menekuk kakinya ke arah perut, dia mungkin mengalami gas atau kolik. Atau dia mungkin hanya senang dan ingin bermain. 

Baca Juga: 7 Cara Menidurkan Bayi yang Efektif, Ternyata Mudah Lho! 

Tahapan Perkembangan Bahasa Bayi

Bahasa bayi
Sc: Freepik

Perkembangan bahasa berbeda untuk setiap bayi. Pada usia 2 bulan, bayi mungkin terkikik dan tertawa ketika Mommy berbicara dengannya dan mencoba meniru gerakan mulut lawan bicaranya. Satu atau dua bulan kemudian, bayi mungkin mulai membentuk suara dan mengoceh sendiri. Ini adalah saat refleks vokal bayi yang digunakan dalam sistem bahasa bayi Dunstan sedikit berubah.

Sebagian besar bayi mungkin mulai meniru suara dan menggunakan suku kata berulang seperti “ma-ma” dan “ba-ba-ba” antara usia 6 hingga 9 bulan. Pada usia 10-11 bulan, bayi mungkin menggunakan suara atau gerakan untuk meminta sesuatu, mengatakan tidak pada sesuatu, bersikeras pada sesuatu, atau menyapa seseorang, kemudian mengucapkan kata pertama mereka dan tahu apa artinya. Sedangkan pada sekitar 12-14 bulan, bayi Mommy mungkin mengucapkan beberapa kata dan tahu apa artinya, seperti ‘mama’ atau ‘papa’ untuk merujuk pada ibu atau ayah.

Cara Memahami Bahasa Bayi

Tentu saja, semua bayi itu unik, dengan karakteristiknya masing-masing, dan beberapa isyarat dari bahasa bayi mungkin lebih sulit diinterpretasikan dibandingkan isyarat lainnya. Jadi, bagaimana kita bisa lebih memahami isyarat bayi dan apa yang mereka katakan?

Pertama, luangkan waktu untuk mengamati bayi dan memperhatikan keadaan perilakunya membantu kita memahami cara terbaik untuk merespons kebutuhan mereka saat ini. Misalnya, waktu terbaik untuk berbicara dan bermain dengan bayi adalah saat ia dalam keadaan tenang dan waspada. Dalam keadaan ini mata mereka akan terbuka, tenang dan fokus.

Orang tua bisa menggunakan kesempatan ini untuk menggendong bayinya sambil bertatap muka, berbicara dengan suara “musik” yang lembut, atau membuat ekspresi wajah berbeda (misalnya tersenyum atau menjulurkan lidah). Suara “musik” dan modulasi orang tua bisa mendukung perkembangan bahasa bayi.

Penting juga untuk memberikan waktu pada bayi untuk merespons. Kemudian orang tua bisa memberi umpan balik dengan meniru ekspresi wajah dan suara bayi. Hal ini akan membuat mereka tetap terlibat dan menunjukkan bahwa orang tua mereka memperhatikan dan mendengarkan mereka. Seiring waktu, dengan perhatian yang cukup, Mommy akan dapat mengetahui apa yang mereka coba sampaikan.

Baca Juga: Mengenal Kolik pada Bayi: Pahami Gejala & Penyebabnya

Optimalkan Tumbuh Kembang Bayi dengan ASI Eksklusif

KELAS LAKTASI ASI MASTERY

Selanjutnya, untuk mengoptimalkan tumbuh kembang si kecil selama periode 0-12 bulan, sebaiknya Mommy tetap memberikan si Kecil ASI secara eksklusif. Karena ASI mengandung berbagai nutrisi penting yang dibutuhkan selama masa tumbuh kembang bayi. Hal ini juga dapat memperkuat daya tahan tubuh bayi dan mencegahnya dari berbagai penyakit. 

Agar produksi ASI baik dari segi jumlah maupun kualitasnya meningkat, Bunda perlu memperhatikan asupan cairan yang cukup, makanan bergizi, dan juga menghindari stres. Selain itu, Bunda juga bisa mengikuti kelas ASI Mastery dari TanyaNers secara online, dimana Bunda dapat mempelajari strategi menstimulasi tubuh agar bisa memproduksi ASI lebih banyak, hingga belajar teknik perah ASI bersama Ners konselor laktasi yang berpengalaman. Tertarik unt uk mengikutinya? Klik di sini untuk pendaftaran dan info lebih lanjut. 

 

 

*Artikel ini telah ditinjau oleh Ns. Almira Istiqomah, S.Kep

Referensi: 

Scroll to Top
×