TanyaNers – Bagi ibu hamil, persalinan normal dan lancar adalah impian. Akan tetapi, di kasus-kasus tertentu ada pula ibu hamil yang memerlukan tindakan khusus karena komplikasi. Jenis komplikasi persalinan ini juga beragam. Apa saja di antaranya? Apa yang menyebabkan hal itu? Dan apa saja dampaknya terhadap bayi? Simak selengkapnya!
Apa Saja Jenis Komplikasi Persalinan?
Adapun mengenai komplikasi saat persalinan memang beragam. Hal itu disebabkan faktor riwayat kesehatan dan faktor eksternal lainnya. Berikut di antaranya yang mungkin salah satunya pernah dialami Mommy saat menjelang persalinan:
1. Persalinan Memakan Waktu Lama
Tahukah Mommy jika persalinan memiliki durasinya tersendiri. Apabila terlalu lama akan menyebabkan komplikasi. Yakni melebihi dari waktu 20 jam. Jika memasukikehamilan kedua, persalinan dianggap lama apabila lebih dari sekitar 14 jam. Adapun penyebabnya karena ukuran janin yang besar, penipisan dan pelebaran pada serviks yang lambat, bayi kembar, hingga faktor emosional ibu hamil seperti ketakutan dan stres berlebihan.
Baca juga: Mengenal 3 Tahapan Persalinan Normal yang Wajib Diketahui
2. Mengalami Gawat Janin
Ini merupakan komplikasi dimana kondisi janin tidak meyakinkan dan terjadi pada usia kehamilan di atas 42 minggu. Kondisi tersebut di antaranya detak jantung tak stabil, kadar cairan ketuban rendah, oksigen yang kurang, anemia pada ibu hamil, hingga hipertensi. Di sini, diperlukan tindakan medis cepat seperti oksigenasi, pemberian suntikan kalori, bahkan dilakukan operasi caesar jika kondisi semakin gawat.
3. Distosia Bahu
Adalah kondisi dimana kepala bayi telah keluar dan melewati vagina, namun bagian bahu bayi tersangkut, sehingga tak bisa keluar. Walaupun sifatnya sementara, di sisi lain apabila jantung bayi yang terdapat masalah, dapat menyebabkan berbagai masalah lanjutan. Mulai dari cedera saraf lengan, bahu, tangan, tulang selangka yang patah, hingga suplai oksigen yang rendah ke otak. Jika sudah di tahapan ini, maka perlu ada tindakan medis lanjutan cepat.
4. Asfiksia Perinatal
Asfiksia perinatal yakni kondisi saat Moms gagal memulai maupun mempertahankan pola pernapasan ketika proses melahirkan. Penyebabnya bisa jadi karena suplai oksigen yang kurang, karbondioksida tinggi, dan asam di dalamdarah terlalu banyak. Dampaknya pada bayi adalah detak jantung yang rendah, masalah terhadap warna kulit, hingga cairan ketuban yang terdapat noda mekonium.
5. Jenis Komplikasi Persalinan – Malposisi
Malposisi ialah letak atau posisi bayi dianggap menyulitkan proses dari persalinan pervaginam. Posisi sulit ini di antaranya seperti posisi bayi sungsang atau kaki maupun bokong keluar lebih dulu, posisi yang menyamping, dan bayi yang menghadap ke posisi atas. Terkadang, juga bisa karena masalah tali pusar yang melilit. Apalagi jika yang terlilit adalah bagian leher, memerlukan tindakan khusus.
Baca juga: 7 Cara Agar Cepat Melahirkan dengan Mudah dan Lancar
6. Disproporsi Sefalopelvis
Jenis komplikasi persalinan ini cukup mirip dengan malposisi, sehingga proses persalinan menjadi sulit. Beberapa faktornya antara lain bayi berada dalam posisi yang tidak biasa, ukuran kepala atau badan bayi terlalu besar, maupun panggul ibu hamil terlalu kecil atau tidak biasa. Oleh karna itu, mengatasi hal ini diperlukan tindakan medis berupa operasi caesar.
7. Uterus Pecah
Uterus pecah menjadi salah satu koimplikasi yang cukup serius. Dimana bayi dapat menhgalami detak jantung yang tidak normal. Di samping itu, ibu hamil akan merasa nyeri di bagian perut maupun bekas luka jika pernah mengalami operasi caesar sebelumnya. Pembukaan pun menjadi lambat dan terjadi perdarahan. Ibu hamil pun juga mengalami tekanan darah yang rendah dan detak jantung akan berdegup lebih cepat.
8. Mengalami Perdarahan
Saat melahirkan, rata-rata ibu hamil kehilangan kurang lebih 500 ml darah. Lalu, jika menjalani operasi caesar bisa kehilangan darah sekitar 1000 ml. Akan tetapi, proses perdarahan terkadang dapat terjadi sesudahnya. Misalnya 24 jam pasca melahirkan hingga 12 minggu. Hal ini akan membuat tekanan darah rendah pada Moms. Bahkan, di kasus tertentu dapat mengalami gagal organ. Maka, perawatan intensif yang dilakukan adalah dengan pemberian obat khusus, pemijatan rahim, hingga pengangkatan sisa plasenta yang tertinggal.
9. Plasenta Pervia
Plasenta pervia ini merupakan kondisi jalan lahir tertutup oleh plasenta. Penyebabnya adalah kehamilan yang lebih dari empat kali, riwayat kondisi serupa sebelumnya, usia ibu hamil di atas 35 tahun, hingga fibroid. Adapun penyebab karena faktor eksternal seperti terkena guncangan saat naik motor, terlalu capek, dan potensi lebih besar adalah pada ibu hamil yang merokok.
10. Persalinan Terlalu Cepat
Tidak hanya persalinan yang terlalu lama saja, terlalu cepat juga termasuk dalam kategori komplikasi persalinan. Kondisi ini dikarenakan kondisi jalan lahir yang sudah baik, bayi berukuran kecil, kontraksi rahim kuat dan efisien, dan memiliki riwayat sama sebelumnya. Dampaknya pada bayi adalah kemungkinan bayi akan minum air ketuban. Maka dari itu, proses persalinan harus dilakukan di tempat steril dan didampingi petugas medis.
Baca juga: HPL Sudah Dekat? Yuk Ketahui Biaya Proses Persalinan Normal & Caesar!
Penutup
Setidaknya itu dia beberapa jenis komplikasi persalinan yang kerap dialami oleh ibu hamil. Sebenarnya, ada pula komplikasi lainnya. Agar lebih jelasnya, Moms dapat bertanya pada dokter atau Ners yang ahli mengenai kandungan dan persalinan.
Atau bisa juga dengan mengikuti kelas persiapan melahirkan. Salah satunya adalah yang digelar oleh TanyaNers secara online. Jadi, Mommy bisa mengikutinya dari mana saja. Tertarik untuk bergabung atau ingin tahun informasi lebih lanjut? Silakan klik tombol WhatsApp di bawah!
*Artikel ini telah ditinjau oleh Ns. Almira Istiqomah, S.Kep
Referensi:
- https://www.nichd.nih.gov/health/topics/labor-delivery/topicinfo/complications
- https://www.pregnancybirthbaby.org.au/labour-complications
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3397325/