Tanya Ners – Menjadi orang tua baru tentu menjadi tantangan tersendiri. Banyak sekali hal yang harus dipelajari, salah satunya cara menggendong bayi. Banyak orang tua yang cemas jika cara menggendong bayi mereka ternyata salah. Sebab, cara menggendong bayi yang salah bisa menyebabkan perkembangan tulang pinggul yang abnormal. Agar tidak berujung cedera atau risiko kesehatan yang serius, simak ulasan berikut mengenai cara menggendong bayi yang benar.
Cara Menggendong Bayi yang Salah
Ibu dan ayah tentu penasaran, bagaimana sih cara menggendong bayi yang salah, dan bagaimana pula yang benar? Kekhawatiran salah posisi atau takut menyakiti bayi merupakan naluri yang menguntungkan bagi orang tua, karena dengan keinginan untuk belajar menggendong bayi yang benar dapat menyelamatkan bayi dari risiko cedera. Namun tentu saja jangan berlebihan, ya.
Penting untuk diketahui, bahwa kondisi tulang bayi yang masih rawan dapat meningkatkan risiko mereka mengalami keseleo, patah tulang, hingga berbagai kondisi kelainan tulang. Itu sebabnya, kenali dengan baik apa saja kesalahan menggendong bayi yang sering dilakukan tanpa disadari.
- Mengangkat bayi pada ketiaknya. Bayi baru lahir belum bisa menahan sendiri kepala dan lehernya, sehingga mengangkatnya pada ketiak bisa menyebabkan leher bayi sakit karena kepala bisa terjatuh ke arah yang salah.
- Menggendong di depan dada. Jangan hadapkan wajah bayi sepenuhnya pada dada ibu sebab dapat menghalangi alur oksigen ke bayi karena hidung dan mulutnya bisa tertutup pakaian ibu.
- Menggendong dengan posisi menyamping. Menggendong dengan mengandalkan satu lengan saja dapat membuat kepala dan leher bayi tidak memiliki dukungan tangan sehingga cukup berisiko menyebabkan terkilir.
- Tidak mendukung/menyangga punggung. Ibu harus menyangga seluruh tubuh bayi, tak hanya kepada dan pantatnya saja sehingga punggungnya tidak menahan berat badan bayi.
- Menggunakan gendongan/baby carrier dengan ukuran tidak tepat. Pilih gendongan sesuai ukuran usia bayi untuk menghindari dislokasi pinggul atau membahayakan pertumbuhan bayi.
- Menggendong sambil beraktivitas. Meski dengan menggunakan baby carrier, hal ini sebaiknya tak terlalu sering dilakukan. Sebab, misalnya, ibu menggendong bayi di depan, bukan tak mungkin bayi mengalami risiko terjepit atau tertekan bagian tubuhnya saat ibu menunduk.
- Menggendong terlalu lama. Setelah sekian waktu, bayi juga butuh direbahkan untuk membantu persendiannya beristirahat. Meski gendongan ibu atau ayah adalah tempat ternyaman, namun menggendong bayi terlalu lama bisa memperbesar risiko masalah otot tubuhnya.
- Menggendong dan menimang terlalu kencang. Bayi tidak boleh ditimang dengan kencang atau tiba-tiba karena dapat menyebabkan perdarahan otak atau Shaken Baby Syndrome (SBS).
Baca Juga: Cara Memandikan Bayi Baru Lahir yang Benar
Cara Menggendong Bayi yang Benar
Selain cara menggendong bayi yang salah di atas, orang tua baru wajib mempelajari beberapa cara dan posisi menggendong yang benar. Menggendong dimulai dengan mengangkat badan bayi. Saat akan mengangkat bayi, letakkan satu tangan di bawah kepalanya dan tangan lainnya di bawah pantatnya. Setelah itu, angkat tubuhnya setinggi dada ibu.
Selama kepala dan leher bayi tertopang dengan baik, maka posisinya terserah yang menggendong. Ada beberapa posisi yang benar untuk dicoba, dan bahkan bagus untuk menyusui atau bersendawa. Bereksperimenlah dengan mencoba berbagai cara untuk melihat mana yang terbaik bagi ibu dan bayi.
Cradle hold
Gendongan bayi dalam posisi membuai ini mudah dilakukan saat akan menidurkan bayi. Bayi digendong dengan posisi horizontal setinggi dada, dengan satu lengan di selipkan sebagai penyangga kepala dan leher bayi, sementara lengan lain menyangga pinggul dan pantatnya. Bayi bertumpu pada siku lengan sebagai penyangga tubuhnya.
Football hold/Belly hold
Ibu menyangga kepala dan leher dengan satu tangan. Bagian lengan ibu digunakan untuk menopang punggung dan seluruh tubuh bayi. Bayi bisa diarahkan ke posisi telungkup ke arah ibu dengan kaki menjulur ke belakang. Posisi ini baik digunakan saat menyusui dan menghindari cara menggendong bayi yang salah.
Baca Juga: 7 Cara Merawat Bayi Prematur yang Perlu Diperhatikan
Shoulder hold
Posisi yang paling sering digunakan ibu. Dengan tubuh bayi sejajar dan berhadapan dengan tubuh ibu, angkat kepalanya setinggi bahu. Sandarkan kepalanya di dada dan bahu ibu sehingga mereka dapat melihat ke belakang ibu. Letakkan satu tangan di kepala dan lehernya, dan tangan lainnya menopang pantat bayi. Posisi ini juga memungkinkan bayi mendengar detak jantung ibu.
Lap hold
Cara menggendong ini sangat baik untuk mendukung ikatan (bonding) dan interaksi antara ibu dan bayi. Tangan menopang leher dan kepala, sementara tangan lain menopang pantat bayi, dengan posisi bayi menghadap ibu. Gendong lebih dekat dengan dada sehingga ibu dapat berkomunikasi atau menatap mata bayi.
Baca Juga: Mommy Wajib Tahu, Ini Caranya Memahami Bahasa Bayi
Risiko Cara Menggendong Bayi yang Salah
Salah satu hal yang perlu diperhatikan pada cara menggendong bayi adalah kondisi sendi antara pinggul dan tulang paha bayi. Jangan sampai cara menggendong bayi yang salah justru menambah masalah baru, yakni memicu kondisi hip dysplasia pada bayi.
Kondisi hip dysplasia merupakan bentuk persendian tidak normal antara pinggul dengan ujung tulang paha bayi. Dalam kondisi normal, bagian yang terdapat di ujung tulang paha dapat masuk dengan pas ke bagian tulang pinggul. Namun pada bayi yang mengalami dysplasia, bagian tersebut bergeser tidak pada tempatnya (lihat gambar).
Dilansir dari laman International Hip Dysplasia Institute, hip dysplasia sebetulnya tidak bisa dicegah 100 persen. Namun, salah satu cara mengurangi risiko bayi mengalami kondisi hip dysplasia adalah dengan menggendong bayi dengan benar. Sebab, cara menggendong bayi yang salah dapat lebih mudah memicu terjadinya posisi pinggul bayi mengalami dislokasi.
Saat bayi sedikit lebih besar dan bisa digendong dengan baby carrier, sangat penting untuk memosisikan bayi saat digendong dengan kaki terpisah antara kanan dan kiri, dan posisi lutut berada lebih tinggi daripada sendi pinggul. Pastikan bagian bokong menjadi penumpu berat badan bayi. Dengan posisi M, sangat sedikit pembebanan di persendian antara pinggul dan paha bayi. Posisi lutut juga sedikit lebih tinggi daripada bokong. Jangan lupa juga untuk memilih baby carrier yang sesuai, ya.
Optimalkan Bonding dengan Ikut Kelas Laktasi
Setelah mengetahui cara menggendong bayi yang benar, ibu bisa mengoptimalkan upaya bonding dengan si kecil dengan memberikan ASI terbaik untuknya. Untuk bisa menghasilkan ASI lancar dan berkualitas, ikuti Kelas Laktasi dari Tanya Ners secara online, yuk! Ibu bisa belajar caranya menstimulasi tubuh agar bisa memproduksi ASI lebih banyak dari konselor laktasi berpengalaman, tentunya dengan cara yang aman dan alami. Tertarik? Klik link ini untuk pendaftaran dan info lebih lanjut, ya!
*Artikel ini telah ditinjau oleh Ns. Almira Istiqomah, S.Kep
Rererensi:
- https://www.healthline.com/health/parenting/how-to-hold-a-newborn#_noHeaderPrefixedContent
- https://ergobaby.com/blog/2011/11/what-you-need-to-know-about-hip-dysplasia/
- https://www.babygaga.com/15-common-things-parents-do-wrong-while-holding-the-baby/