TanyaNers – Bagi sebagian orang, proses persalinan terkadang tidaklah berjalan mulus. Hal ini dikarenakan adanya permasalahan tertentu yang mengharuskan tindakan medis tertentu. Salah satunya adalah dengan induksi persalinan. Mungkin Bunda masih belum tahu mengenai apa itu induksi persalinan beserta caranya. Oleh karena itu, yuk simak penjelasannya sampai tuntas, ya!
Apa Itu Induksi Persalinan dan Alasan Dilakukan
Secara umum, mengenai apa itu induksi persalinan dapat diartikan sebagai proses untuk memicu maupun memulai terjadinya kontraksi pada rahim dengan bantuan medis. Khususnya untuk persalinan yang ditengarai memiliki risiko tinggi karena berbagai faktor. Tujuannya adalah untuk menjaga keselamatan bagi ibu hamil maupun janin yang ada dalam kandungan.
Setidaknya, ada beberapa alasan kuat mengapa dokter akan menyarankan dan mengambil langkah untuk melakukan induksi persalinan. Sebagaimana dilansir dari laman Cleveland Clinic dan Mayo Clinic, berikut di antaranya:
1. Ibu Hamil Belum Merasakan Kontraksi
Pertama adalah ibu hamil belum merasakan kontraksi walaupun air ketuban sudah pecah. Bisa dikatakan bahwa jika air ketuban pecah dan sudah lewat dari 24 jam sebelum dilakukan persalinan, ini bisa menyebabkan risiko infeksi. Dokter pun akan terus memantau seiring usia kandungan. Apabila masuk pada usia kehamilan 37 minggu dan prematur, dokter akan mempertimbangkan induksi jika ada kondisi medis tertentu.
2. Usia Kandungan Melewati Waktu HPL
Kedua berkaitan dengan hari perkiraan lahir. Dokter akan melihat apakah kandungan ibu hamil sudah melebihi 42 minggu. Sebab, lewat dari hari perkiraan lahir akan membuat plasenta tidak berfungsi secara normal. Itu artinya, janin akan kesulitan mendapatkan nutrisi maupun oksigen. Bahkan, risikonya adalah bayi meninggal saat dalam kandungan. Maka dari itu, untuk mencegah hal itu terjadi, maka dokter dan rumah sakit biasanya menyarankan untuk segera dilakukan proses induksi.
3. Kehamilan dengan Risiko Tinggi
Faktor yang ketiga ialah ibu hamil yang memiliki risiko tinggi. Terutama yang berkaitan dengan masalah medis yang serius. Contohnya plasenta yang lepas dari dinding rahim, infeksi rahim, maupun riwayat penyakit tertentu. Misalnya saja memiliki tekanan darah tinggi dan diabetes. Begitu pun kondisi lainnya yang berdampak secara langsung terhadap perkembangan janin dan berdampak pada kesehatan ibu hamil.
Baca juga: 7 Cara Agar Cepat Melahirkan dengan Mudah dan Lancar
Bagaimana Cara Induksi Persalinan?
Dalam praktiknya, cara induksi persalinan yang dilakukan oleh dokter maupun rumah sakit ada empat. Pemilihan metode yang tepat ini tentu didasarkan pada kondisi ibu hamil maupun janin yang ada dalam kandungan saat akan dilakukan proses induksi. Harapannya, dengan proses induksi yang tepat, risiko dapat ditekan seminimal mungkin.
1. Memecah Air Ketuban
Dalam dunia medis, metode ini dikenal juga dengan amniotomi. Dokter akan melakukan metode ini ketika kepala bayi berada di bagian leher rahim dan panggul bawah dan dengan kondisi yang setengah terbuka. Caranya ialah membuat sebuah lubang kecil di titik kantung ketuban. Biasanya, ibu hamil merasa ada cairan yang menyembur dan terasa hangat. Namun, cara ini haruslah dilakukan dengan matang dan pastikan kondisi ibu hamil benar-benar sehat dan prima.
2. Proses Pematangan Leher Rahim
Pematangan leher rahim dilakukan dengan bantuan obat-obatan hormon yang berfungsi untuk mematangkah bagian leher rahim. Obat khusus ini berupa obat yang bisa diminum dan ada juga obat yang dimasukkan dalam vagina. Cara lainnya yakni memasukkan sebuah kateter, ke bagian dalam leher rahim dimana kateter tersebut terdapat kandungan larutan garam .
3. Metode Membrane Stripping
Metode membrane stripping adalah proses induksi oleh dokter dengan menggunakan jari. Tujuannya yakni memisahkan leher rahim dengan lapisan dari kantung ketuban. Hormon prostaglandin pun akan terpelas dan dapat membantu proses persalinan. Walaupun bisa dilakukan, terkadang dokter menggunakan metode lain dan mengkombinasikannya agar persalinan semakin lancar.
4. Infus Obat-Obatan
Cara induksi persalinan yang dinilai lebih aman dan nyaman dengan memberikan obat-obatan tertentu. Obat-obatan ini nantinya akan diinfuskan pada bagian pembuluh darah. Salah satu obat yang mengandung hormon khusus ini ialah oksitosin. Hormon pada obat ini akan memicu terjadinya kontraksi di otot rahim. Dokter akan memberikan hormon ini ketika leher rahim perlahan melunak dan menipis.
Baca juga: 10 Daftar Perlengkapan Bayi Baru Lahir yang Wajib Dipersiapkan
Penutup
Kini, Bunda sudah tahu tentang apa itu induksi persalinan beserta caranya? Jadi, apabila Bunda yang sudah masuk HPL masih belum mengalami kontraksi, segera konsultasikan ke dokter apakah harus menjalani metode ini atau tidak.
Selain itu, tetap selalu jaga kondisi kesehatan fisik maupun mental. Nah, agar lebih nyaman saat proses persalinan nantinya, Bunda bisa juga ikuti kelas persiapan NeBa dari TanyaNers. Konsultasi kelas ini dilakukan secara online, jadi Bunda bisa mengaksesnya di mana saja dan kapan saja. Klik tautan ini untuk informasi selengkapnya!
*Artikel ini telah ditinjau oleh Ns. Almira Istiqomah, S.Kep
Referensi:
- https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/labor-induction/about/pac-20385141
- https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/17698-labor-induction